Mahasiswa Yudha Dawami Abdas Kena Bully di Medsos, Langsung Diajak Ngopi Dedi Mulyadi

Mahasiswa Yudha Dawami Abdas Kena Bully di Medsos, Langsung Diajak Ngopi Dedi Mulyadi

PURWAKARTA - Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi turut prihatin dengan tekanan yang dihadapi mahasiswa Yudha Damawi Abdas di media sosial.

Karenanya, Dedi mengajak mahasiswa yang sempat cekcok dengannya untuk ngopi dan berbincang-bincang.

\"Saya mendengar bahwa Yudha Dawam Abdas, mengalami tekanan berat di media sosial. Selain itu, banyak orang di lingkungannya maupun di angkutan umum turut bercerita tentang Kisah Yudha tempo hari,\" tulis Dedi, di akun media sosial miliknya.

Nampak Dedi menampilkan foto saat dia bertemu dengan Yudha. Tak ada perdebatan seperti pertemuan mereka beberapa hari lalu.

\"Saya berinisiatif mengundangnya ngopi bareng sambil mendengarkan apa sajakah sesuatu yang bergejolak dalam pikirannya,\" katanya.

Dari pertemuan itu, Yudha bercerita latar belakang keluarganya yang pedagang. Sedangkan ayahnya adalah seorang guru dan sudah meninggal.

Saat ini dia sedang menjalani kuliah semester 8, jurusan hukum keluarga di STAI DR KHEZ Muttaqien.

Bicara soal dasar hukum seorang anggota DPR RI memungut sampah, Yudha memiliki pandangan terkait pemisahan kekuasaan dalam Trias Politica ala Montesquieu. Yakni, Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

\"Saya pun menyampaikan tanggapan terkait pendapat Yudha yang menilai bahwa saya adalah anggota DPR RI rasa Satpol PP,\" tuturnya.

\"Saya katakan bahwa lebih baik menjadi anggota parlemen rasa Satpol PP dibanding hidup tidak punya rasa dan tidak punya karya,\" imbuhnya.

Dedi menghargai pendapat Yudha. Menurutnya, seorang mahasiswa, tentu saja bebas untuk berbicara, begitu pun dengan warga Negara Indonesia lainnya.

Tinggal, penempatan cara dan waktu atau momentum untuk mengkritik. Selain itu, objek sasaran kritik sangat perlu untuk dipertajam lagi.

\"Terima kasih Yudha, melalui kritik yang disampaikan oleh anda, artinya saya semakin bersemangat untuk bersih-bersih dan mengurus sampah menjadi pupuk organik, maggot dan energi terbarukan. Artinya, sampah itu bermanfaat,\" bebernya. (yud)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: